RAKYAT SIPIL
Gerakan rakyat sipil menjadi strategis manakala seluruh rakyat mempunyai tingkat pengetahuan dan ketrampilan menganalisis realitas yang mereka hadapi. Melalui blog ini seluruh elemen gerakan rakyat sipil dapat mengekspresikan suaranya.
Minggu, 30 Mei 2010
Kamis, 13 Mei 2010
Kamis, 06 Mei 2010
CERITA LUCU
Tiga bulan terakhir ini di republik Indonesia secara serentak dilaksanakan Ujian Nasional atau disingkat UN. Banyak cerita yang berkembang seputar persiapan UN hingga dampak dari ketidaklulusan siswa, hampir di seluruh jagad Indonesia. Dan tanpa kita sadari bahwa ada sebagian siswa sekolah yang masih menuntut ilmu, entah ilmu menjawab soal atau ilmu pengetahuan. Cerita-cerita tentang mereka lalu kita lupakan begitu saja, padahal banyak sekali cerita menarik dari mereka, seperti cerita teman saya yang mempunyai anak kelas dua SMA. Teman saya tadi menceritakan beberapa kejadian yang dia alami ketika berhadapan dengan anaknya yang cerdas tetapi nakal. Ya, senakal bapaknya dulu. Begini beberapa ceritanya,
"Pah..papah, Judy sudah dibagi rapot..," kata Judy. Judy adalah anak teman saya, Bento. Judy lahir ketika Bento ditangkap karena berjudi.
"Udah dibagi rapot? Coba papah liat..," sahut Bento penasaran karena Judy kelihatannya mulai jujur.
"Tuh di meja pah ambil saja."
"Coba papah liat...Aduh kamu ini, jadi anak kok bodo banget, masa nilai di rapot kamu merah semua. Kalau begini papah percuma sekolahin kamu !" katanya dengan penuh marah.
"Pah, Papah sebentar dulu... Masa sih pah, nilai Judy kan bagus semua gak ada yang merah..!" sahutnya sambil sedikit gugup.
"Terus ini nilai berapa ? Ini kan nilaimu lima semua !"
"Coba Mana Liat!! Wah, kok banyak angka limanya ya, padahal tadi di sekolah gak ada limanya sumpah deh, Pah..!"
"Ah, kamu ini alasan !"
"Eh, sebentar. Kok ini rapot laporan tahun 1986, tahun sekarang kan tahun 2010... Coba lihat dulu sampul depannya ini rapot siapa. Yeee.. ini kan raport Papah waktu sekolah dulu..."
"Judy...itu kan cuma sample raport saja..?" Kata Bento sambil menahan malu.
Bento rupanya memang tipe ayah yang suka mencari-cari kelemahan anaknya, Judy. Ia menegur anaknya, "Judy, kenapa kamu tidak bisa seperti Robi yang nilai ulangannya 10 semua ?"
"Jangan salahkan aku dong Pah, Robi kan mempunyai Papah yang pintar." Jawab Judy santai.
Untuk menghilangkan stress akibat ke-malu-an yang baru saja terjadi, Bento mengingat masa mudanya ketika usai wisuda sarjananya. Ya, momentum yang pas buat mencari calon isteri.
Makanya, waktu itu, ia menghadap bapaknya untuk mengutarakan keinginannya untu kawin. Memang bapaknya terkenal orang yang kasar dan waktu mudanya doyan kawin. Ia takut bapaknya tidak setuju.
"Pak, ehm... Bapak, saya mau segera kawin !"
"Iya, dengan siapa?"
"Dengan cewek dari Bali."
"Apa? Apa kamu tidak tahu Bapakmu ini 7 tahun di Bali. Jangan-jangan nanti kau malah kawin dengan saudaramu sendiri! Itukan dosa tahu ! Cari yang lain saja !"
Tiga bulan kemudian...
"Pak, kali ini tidak dari Bali tapi dari Kalimantan. Gimana Pak, boleh?"
"Wah mati aku, Bapak malah 10 tahun disana. Jangan-jangan... ah nggak usah!"
"Yaaa... Ah tapi nggak apa-apa. Saya punya kenalan dari Jakarta. Setuju nggak?"
"We malah tambah edan! Perlu kamu tahu, bapak ini malah 13 tahun di Jakarta terus akhirnya ketemu ibumu. Besar kemungkinannya nanti kau kawin dengan saudaramu sendiri !"
Ia kesal minta ampun. Dengan putus asa ia berkata kepada ibunya.
"Bu, saya nggak habis pikir kenapa bapak menghalangi saya kawin dengan cewek Bali, Kalimantan, atau Jakarta. Khawatirnya dapat saudara sendiri."
Lalu ibunya berkata lembut ; "Sudahlah, Bento. Kalau menurut ibu, terserah kamu mau kawin dengan cewek dari mana saja. Dari Bali, Kalimantan atau Jakarta. Nggak usah khawatir nantinya dapat saudaramu sendiri. Wong kamu ini juga belum tentu anak bapakmu!"
"Lho, Ibu...?"
"Iya, ibu kan gampang bergaul juga." kata ibu Bento dengan entengnya.
Cerita ini hanya rekaan saja. Jika ada kesamaan nama, itu hanya secara kebetulan juga. Mungkin banyak yang tidak masuk akal juga.
TINGKAT KELULUSAN MENURUN
Kamis, 6 Mei 2010 18:08 WIB
Mendiknas Mohammad Nuh
Jakarta, (tvOne)
Tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) SMP/MTs/SMPT 2010 turun 4,78 persen dibanding tahun 2009 presentasinya mencapai 95,05 persen, sementara tahun ini turun menjadi 90,27 persen atau ada sekitar 350.798 siswa yang dinyatakan harus mengulang UN pada 17-20 Mei mendatang. "Penurunan hasil kelulusan UN SMP yang cukup signifikan tahun ini karena beberapa faktor, di antaranya pengawasan yang lebih ketat dan tingginya tingkat kejujuran di masing-masing daerah," kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh dalam jumpa pers hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMP/SMP Terbuka dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) SMP/SMPT/MTs di Jakarta, Kamis (6/5).
Lebih lanjut Nuh mengatakan, bila dilihat dari jumlah sekolah yang tahun ini dinyatakan memiliki hasil kelulusan nol persen terdapat 561 sekolah di seluruh Indonesia dengan jumlah siswa mengulang sebanyak 9.283 siswa (0,26 persen) dari total peserta 3.605.163 siswa. "Sekolah yang terbanyak angka ketidaklulusannya, antara lain di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 39,87 persen dan Propinsi Gorontalo sebesar 38,80 persen sedangkan angka ketidaklulusan terendah di Propinsi Bali yakni 1,4 persen," kata Mendiknas.
Namun, ia meminta agar pihak sekolah, guru, orang tua dan Siswa tidak terlalu panik menghadapi ketidaklulusan di UN utama, karena masih ada ada UN ulangan. "Kita masih tunggu hasil yang sesunguhnya paling lama sebulan setelah UN ulangan selesai. Pada 20 Juni baru ada hasil yang pasti. Kalau kita semua tenang, hasilnya saya yakin lebih baik karena siswa yang mengulang bisa lulus," katanya
Dari 350.798 siswa yang harus mengulang ada 12,19 persen yang harus mengulang 4 mata pelajaran yang diujikan. Adapun mata pelajaran yang diujikan yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA. Sementara 21,19 persen yang mengulang satu mata pelajaran.
Di sisi sekolah, mendiknas menyebutkan, ada 516 sekolah yang memiliki tingkat kelulusan nol persen atau seluruh siswanya tidak lulus UN utama. Sementara yang lulus 100 persen atau semua siswanya lulus ada 17.852 sekolah atau 41 persen dari 43.666 SMP yang ikut UN utama.
Mendiknas mengatakan, dominasi ketidaklulusan masih dipegang beberapa provinsi seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 39,87 persen, Gorontalo 38,80 persen, Babel 34,69 persen, Kalimantan Timur 29,44 persen, DKI 28,97 persen, Kalimantan Barat 27,49 persen, Bengkulu 24,03 persen, DIY 21,98 persen, Sulawesi Tenggara 20,30 persen, Kepulauan Riau 18,79 persen, Kalimantan Tengah 17,22 persen dan Maluku Utara 15,16 persen. Sementara yang paling rendah tingkat ketidaklulusannya adalah Bali 1,40 persen, Sumatera Selatan 1,49 persen, Jawa Barat 2,41 persen , Sulut 2,62, Sumatera Utara 2,83 dan Banten 3,57 persen.
Terkait tindakan yang akan dilakukan terhadap sekolah-sekolah yang memiliki angka kelulusan rendah, Mohammad Nuh mengatakan, pemerintah akan melakukan intervensi kebijakan terhadap sekolah yang angka kelulusannya nol persen ini. "Kami akan meneliti kekurangan dari masing-masing sekolah. Intervensi diberikan sesuai kebutuhan. Kami belum tahu apa kekurangan masing-masing sekolah, apakah kesulitan mendapat guru bermutu, buku atau fasilitas pendidikan lainnya. Setelah jelas, baru kita lakukan intervensi kebijakan sesuai dengan kebutuhan," ujarnya. (Ant)
Rabu, 24 Maret 2010
Alam itu Ibu, Mother of Earth
Jakarta (ANTARA News) - Alam adalah pengayom, tempat manusia
dilindungi, seperti ibu menaungi anaknya. Tapi alam telah begitu
terdegradasi karena manusia tak memperlakukannya sebagai ibu, dari siapa
manusia belajar mencinta. "Saya selalu mengatakan alam itu ibu," kata
Jatna Supriatna.
Ketiadaan cinta membuat alam menimpakan bencana kepada manusia. Kata Jatna, "Karena kita tak bijak mengelola alam."
Jatna Supriatna adalah Perwakilan Conservation International Indonesia, pakar dan aktivis lingkungan yang kiprahnya mendapat tempat khusus dalam salah satu buku terlaris internasional "Hot, Flat, and Crowded" karangan kolumnis terkemuka New York Times, Thomas L. Friedman.
Akhir Februari lalu di kampus Universitas Indonesia, kepada Liberty Jemadu dari ANTARA News, doktor bioantropologi itu memaparkan bagaimana seharusnya manusia merayu alam untuk tak lagi menghukum manusia dengan bencana dahsyat.
Tanya : Benarkah bencana itu karena ulah manusia, bukankah bencana-bencana seperti Longsor Ciwidey jelas-jelas karena alam?
Jatna : Kita tak pernah bijak. Kerawanan longsor di Jawa itu sangat tinggi. Gunung Halimun (di Ciwidey) adalah gunung yang kelongsorannya sangat tinggi, tapi orang cenderung tinggal di tempat-tempat yang tingkat kelongsorannya sangat tinggi. Tapi, coba lihat orang (Kampung) Naga atau orang Baduy. Mereka lebih bijaksana, tak membuat rumah di tempat yang kemungkinan longsornya tinggi. Mereka tidak berlebihan.
Jawab : Bagaimana seharusnya kita memperlakukan alam?
Jatna : Kita semua memerlukan alam. Udara, air, sandang pangan, papan, disediakan oleh alam, tidak dari yang lain. Kita harus bisa mengelola alam dengan baik. Oleh karena itu saya selalu mengatakan alam sebagai ibu, "The mother of earth." Ia pengayom, sama seperti kita memperlakukan seorang ibu. Tetapi kalau kita menjadi panglima untuk alam, maka akan berbeda.
Tanya : Bedanya di mana?
Jatna : Panglima itu mengatur, begini, begitu. Masalahnya bagaimana kalau mengaturnya salah? Lain dari itu, kita cenderung "pemerintah sentris", bahwa yang mengelola alam harus pemerintah, padahal kan tidak.
Tanya : Bagaimana persisnya posisi pemerintah?
Jatna : Kesalahan kerap berasal dari pembuat keputusan, karena ia sering reaktif dan kurang terencana. Di sisi lain, kita sering mengambil sesuatu dari alam secara berlebihan, serakah. Nah siapa yang bisa mengontrol keserakahan? Itulah fungsi government, mengotrol keserakahan.
Tanya : Jika pemerintah tak boleh mengambil semua peran, pihak lain mana yang mesti terlibat?
Jatna : Pemerintah adalah pembuat kebijakan, tapi jangan juga menjadi pelaksana. Tak semua kepemerintahan mesti diurusi pemerintah. Check and balance perlu. Siapa yang 'membalance? Di sinilah DPR berperan. Tapi kan kawasan konservasi itu luas sekali, mana mungkin cuma ditangani DPR? Untuk itu perlu ada civil society (masyarakat madani). Belanda misalnya, konservasi dikelola oleh publik karena terlalu berat. Di AS bahkan dibagi ke daerah. Kita belum, padahal publik harus segera dilibatkan.
Tanya : Bukankah upaya seperti itu sulit, karena di zaman kini semuanya harus melewati DPR?Jatna : Yang namanya publik kan semua pihak. Ya parlemen, pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Mengapa konservasi di luar negeri bertambah, sementara di Indonesia tidak? Karena kita sering tidak konseptual. Misalnya tiba-tiba mencanangkan kebijakan aneh seperti 'doubling oil pump', menanam kelapa sawit di hutan yang masih bagus. Bagaimana ini? Itulah karena regulator dan implementer menjadi satu. Masyarakat cuma disuruh menonton.
Tanya : Itukah yang membuat kita dituduh telah merusak hutan oleh negara-negara maju?
Jatna : Begini, saya kasih analogi, semua obat berasal dari alam. Semua diproduksi alam, lalu diproduksi lagi secara massal oleh ilmuwan. Kini kita kehilangan, karena kita sering meremehkan unsur-unsur alam itu dengan berkata 'ah itu kan tidak ada gunanya' padahal kita nanti memerlukannya. Sikap inilah yang menguntungkan negara maju.
Tanya : Maksudnya?
Jatna : Mereka mendapatkan obat-obatan berharga jutaan dolar, sementara negara yang mempunyai biodiversity" (keanekaragaman hayati) untuk obat itu tak mendapat apa-apa. Di Madagaskar misalnya, ada satu jenis tumbuhan yang diambil oleh satu perusahaan AS dan dipasarkan menjadi jutaan dolar, sementara Madagaskar tidak dapat apa-apa. Mereka yang mempunyai teknologi diuntungkan, sementara yang memiliki "biodeversity" terus disalahkan. Saya katakan ini kepada Thomas, "It's not fair" (Itu tidak adil).
Jatna Supriatna mengalami pencerahan pada 1970an, bahwa konservasi itu mempunyai keinginan luhur, dan harus lebih didekati, lebih dari sekedar meneliti dan kampus. "Science' itu penting, tapi ia harus beradapatasi dengan lingkungan di mana dia berada." Thomas L. Friedman menuliskan kecerdikan Jatna Supriatna dalam mengawal Taman Nasional Batang Gadis di mana pemerintah pusat memberikan izin penambangan emas di kawasan konservasi yang membuat Jatna jatuh takut bahwa izin itu memicu terdegradasinya kualitas alam. Jatna tak mengambil jalan frontal melawan pemerintah atau menantang pengusah, tetapi dia juga tak "membakar" masyarakat. Sebaliknya, Jatna mendekati ketiganya sekaligus, dengan meyakinkan mereka bahwa tak ada yang diuntungkan dari alam yang terdegradasi. "Bahasa yang dipakai oleh masyarakat akan berbeda dengan bahasa yang dipakai pejabat dan juga berbeda dari bahasa yang dipakai LSM," katanya. "Yang satu jangka pendek, yang satunya lagi jangka panjang."
Jatna : Misalnya, kita berada di daerah komunitas muslim pesantren, ya kita harus menyesuaikan dengan keperluan mereka, misal dalam soal wudhu. Mereka mempunyai 15 ribuan santri yang tiap hari bergantung kepada sungai. Kalau sungainya kotor karena terkena polusi tambang emas, bagaimana dengan santri-santri itu? Apakah mau menggali sumur? Santri itu maunya airnya mengalir, segar, dan dingin. Tetapi kalau airnya bau, bagaimana mereka bisa berwudhu? Dari situ, saya membangunkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya menurunnya kualitas alam.
Tanya : Kita masih harus menghadapi pengusaha, bagaimana kita menarik mereka untuk terlibat dalam konservasi?
Jatna : Mereka harus mempunyai kepedulian. Mereka mengekstrak dari alam, dan mereka harus mengembalikannya ke alam. Kalau semua mempunyai pemikiran seperti ini, maka alam tidak akan rusak seperti ini. (*)
pewawancara: liberty jemadu
editor : jafar sidik
Ketiadaan cinta membuat alam menimpakan bencana kepada manusia. Kata Jatna, "Karena kita tak bijak mengelola alam."
Jatna Supriatna adalah Perwakilan Conservation International Indonesia, pakar dan aktivis lingkungan yang kiprahnya mendapat tempat khusus dalam salah satu buku terlaris internasional "Hot, Flat, and Crowded" karangan kolumnis terkemuka New York Times, Thomas L. Friedman.
Akhir Februari lalu di kampus Universitas Indonesia, kepada Liberty Jemadu dari ANTARA News, doktor bioantropologi itu memaparkan bagaimana seharusnya manusia merayu alam untuk tak lagi menghukum manusia dengan bencana dahsyat.
Tanya : Benarkah bencana itu karena ulah manusia, bukankah bencana-bencana seperti Longsor Ciwidey jelas-jelas karena alam?
Jatna : Kita tak pernah bijak. Kerawanan longsor di Jawa itu sangat tinggi. Gunung Halimun (di Ciwidey) adalah gunung yang kelongsorannya sangat tinggi, tapi orang cenderung tinggal di tempat-tempat yang tingkat kelongsorannya sangat tinggi. Tapi, coba lihat orang (Kampung) Naga atau orang Baduy. Mereka lebih bijaksana, tak membuat rumah di tempat yang kemungkinan longsornya tinggi. Mereka tidak berlebihan.
Jawab : Bagaimana seharusnya kita memperlakukan alam?
Jatna : Kita semua memerlukan alam. Udara, air, sandang pangan, papan, disediakan oleh alam, tidak dari yang lain. Kita harus bisa mengelola alam dengan baik. Oleh karena itu saya selalu mengatakan alam sebagai ibu, "The mother of earth." Ia pengayom, sama seperti kita memperlakukan seorang ibu. Tetapi kalau kita menjadi panglima untuk alam, maka akan berbeda.
Tanya : Bedanya di mana?
Jatna : Panglima itu mengatur, begini, begitu. Masalahnya bagaimana kalau mengaturnya salah? Lain dari itu, kita cenderung "pemerintah sentris", bahwa yang mengelola alam harus pemerintah, padahal kan tidak.
Tanya : Bagaimana persisnya posisi pemerintah?
Jatna : Kesalahan kerap berasal dari pembuat keputusan, karena ia sering reaktif dan kurang terencana. Di sisi lain, kita sering mengambil sesuatu dari alam secara berlebihan, serakah. Nah siapa yang bisa mengontrol keserakahan? Itulah fungsi government, mengotrol keserakahan.
Tanya : Jika pemerintah tak boleh mengambil semua peran, pihak lain mana yang mesti terlibat?
Jatna : Pemerintah adalah pembuat kebijakan, tapi jangan juga menjadi pelaksana. Tak semua kepemerintahan mesti diurusi pemerintah. Check and balance perlu. Siapa yang 'membalance? Di sinilah DPR berperan. Tapi kan kawasan konservasi itu luas sekali, mana mungkin cuma ditangani DPR? Untuk itu perlu ada civil society (masyarakat madani). Belanda misalnya, konservasi dikelola oleh publik karena terlalu berat. Di AS bahkan dibagi ke daerah. Kita belum, padahal publik harus segera dilibatkan.
Tanya : Bukankah upaya seperti itu sulit, karena di zaman kini semuanya harus melewati DPR?Jatna : Yang namanya publik kan semua pihak. Ya parlemen, pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Mengapa konservasi di luar negeri bertambah, sementara di Indonesia tidak? Karena kita sering tidak konseptual. Misalnya tiba-tiba mencanangkan kebijakan aneh seperti 'doubling oil pump', menanam kelapa sawit di hutan yang masih bagus. Bagaimana ini? Itulah karena regulator dan implementer menjadi satu. Masyarakat cuma disuruh menonton.
Tanya : Itukah yang membuat kita dituduh telah merusak hutan oleh negara-negara maju?
Jatna : Begini, saya kasih analogi, semua obat berasal dari alam. Semua diproduksi alam, lalu diproduksi lagi secara massal oleh ilmuwan. Kini kita kehilangan, karena kita sering meremehkan unsur-unsur alam itu dengan berkata 'ah itu kan tidak ada gunanya' padahal kita nanti memerlukannya. Sikap inilah yang menguntungkan negara maju.
Tanya : Maksudnya?
Jatna : Mereka mendapatkan obat-obatan berharga jutaan dolar, sementara negara yang mempunyai biodiversity" (keanekaragaman hayati) untuk obat itu tak mendapat apa-apa. Di Madagaskar misalnya, ada satu jenis tumbuhan yang diambil oleh satu perusahaan AS dan dipasarkan menjadi jutaan dolar, sementara Madagaskar tidak dapat apa-apa. Mereka yang mempunyai teknologi diuntungkan, sementara yang memiliki "biodeversity" terus disalahkan. Saya katakan ini kepada Thomas, "It's not fair" (Itu tidak adil).
Jatna Supriatna mengalami pencerahan pada 1970an, bahwa konservasi itu mempunyai keinginan luhur, dan harus lebih didekati, lebih dari sekedar meneliti dan kampus. "Science' itu penting, tapi ia harus beradapatasi dengan lingkungan di mana dia berada." Thomas L. Friedman menuliskan kecerdikan Jatna Supriatna dalam mengawal Taman Nasional Batang Gadis di mana pemerintah pusat memberikan izin penambangan emas di kawasan konservasi yang membuat Jatna jatuh takut bahwa izin itu memicu terdegradasinya kualitas alam. Jatna tak mengambil jalan frontal melawan pemerintah atau menantang pengusah, tetapi dia juga tak "membakar" masyarakat. Sebaliknya, Jatna mendekati ketiganya sekaligus, dengan meyakinkan mereka bahwa tak ada yang diuntungkan dari alam yang terdegradasi. "Bahasa yang dipakai oleh masyarakat akan berbeda dengan bahasa yang dipakai pejabat dan juga berbeda dari bahasa yang dipakai LSM," katanya. "Yang satu jangka pendek, yang satunya lagi jangka panjang."
Jatna : Misalnya, kita berada di daerah komunitas muslim pesantren, ya kita harus menyesuaikan dengan keperluan mereka, misal dalam soal wudhu. Mereka mempunyai 15 ribuan santri yang tiap hari bergantung kepada sungai. Kalau sungainya kotor karena terkena polusi tambang emas, bagaimana dengan santri-santri itu? Apakah mau menggali sumur? Santri itu maunya airnya mengalir, segar, dan dingin. Tetapi kalau airnya bau, bagaimana mereka bisa berwudhu? Dari situ, saya membangunkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya menurunnya kualitas alam.
Tanya : Kita masih harus menghadapi pengusaha, bagaimana kita menarik mereka untuk terlibat dalam konservasi?
Jatna : Mereka harus mempunyai kepedulian. Mereka mengekstrak dari alam, dan mereka harus mengembalikannya ke alam. Kalau semua mempunyai pemikiran seperti ini, maka alam tidak akan rusak seperti ini. (*)
pewawancara: liberty jemadu
editor : jafar sidik
COPYRIGHT
© 2010
Jumat, 05 Maret 2010
Kamis, 04 Maret 2010
Jumat, 5/3/2010 | 09:24 WIB
BELGRADE, KOMPAS.com - Hati-hati membuat status di Facebook. Jika kelewatan bisa berakibat hukuman. Setidaknya itu dialami seorang suporter sepak bola di Belgrade, Serbia.
Seorang fans sepak bola divonis hakim masuk penjara, karena statusnya di Facebook. Status itu berupa ancaman kepada reporter televisi. Ancaman itu ditujukan kepada wartawan televisi B92, Brankica Stanckovic.
Dalam laporan dokumentasi akhir-akhir ini, Stankovic menemukan bahwa pemimpin gang sepak bola di Serbia terlibat kejahatan kriminal serius. Dia diduga menjadi pelaku peredaran narkoba dan pembunuhan. Namun, dia masih bebas.
Seorang fans sepak bola yang mengancam Stankovic itu akhirnya mengakui bersaslah selama persidangan. Dia juga meminta maaf kepada Stankovic. Tak disebutkan nama suporter tersebut.
Enam suporter sepak bola Serbia lainnya ditahan dan menunggu persidangan. Kesalahan mereka rata-rata melontarkan ancaman pembunuhan terhadap Stankovic pada sebuah pertandingan Liga Europa, Desember 2009 lalu.
TO REFLECT AND TO ACT
Negara India
dan Mesir, yang umurnya lebih dari 2000 tahun, tetapi mereka tetap terbelakang
(maaf..miskin).
Negara Singapura,
Kanada, Australia & New Zealand negara yang umurnya kurang dari 150 tahun
dalam membangun, saat ini mereka adalah bagian dari negara maju di dunia, dan
penduduknya tidak lagi miskin.
KETERSEDIAAN
SUMBER DAYA ALAM DARI SUATU NEGARA JUGA TIDAK MENJAMIN NEGARA ITU MENJADI KAYA
ATAU MISKIN.
Jepang
mempunyai area yang sangat terbatas. Daratannya, 80% berupa pegunungan dan
tidak cukup untuk meningkatkan pertanian & peternakan.
Tetapi, saat
ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu
negara “industri terapung” yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua
negara di dunia dan mengekspor barang jadinya.
Swiss tidak
mempunyai perkebunan coklat tetapi sebagai negara pembuat coklat terbaik di
dunia. Negara Swiss sangat kecil, hanya 11% daratannya yang bisa ditanami.
Para
eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi dengan temannya dari negara
terbelakang akan sependapat bahwa TIDAK ADA PERBEDAAN YANG SIGNIFIKAN DALAM HAL
KECERDASAN.
RAS ATAU
WARNA KULIT JUGA BUKAN FAKTOR PENTING.
Para imigran
yang dinyatakan pemalas di negara asalnya ternyata menjadi sumber daya yang
sangat produktif di negara-negara maju/kaya di Eropa.
LALU……. APA PERBEDAANNYA?
PERBEDAANNYA
ADALAH PADA SIKAP DAN ATAU PERILAKU MASYARAKATNYA, YANG TELAH DIBENTUK
SEPANJANG TAHUN MELALUI KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN.
Berdasarkan
analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa MAYORITAS
PENDUDUKNYA sehari-harinya MENGIKUTI DAN MEMATUHI prinsip-prinsip dasar
kehidupan sebagai berikut.
1. Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan
sehari-hari
2. Kejujuran dan integritas
3. Bertanggung jawab
4. Hormat pada aturan & hukum masyarakat
5. Hormat pada hak orang/warga lain
6. Cinta pada pekerjaan
7. Berusaha keras untuk menabung & investasi
8. Mau bekerja keras
9. Tepat waktu
Di negara
terbelakang/miskin/ berkembang, HANYA
SEBAGIAN KECIL masyarakatnya mematuhi prinsip dasar kehidupan tersebut.
Kita bukan
miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam, atau karena alam yang
kejam kepada kita.
Kita
terbelakang/lemah/miskin karena perilaku kita yang kurang/tidak baik.
KITA KEKURANGAN KEMAUAN UNTUK MEMATUHI DAN MENGAJARKAN PRINSIP DASAR
KEHIDUPAN yang akan memungkinkan masyarakat kita pantas membangun
masyarakat, ekonomi, dan negara.
JIKA AANDA TIDAK MENERUSKAN PESAN INI, TIDAK AKAN
TERJADI APA-APA PADA DIRI ANDA!!!
Hewan
peliharaan Anda tidak akan mati, Anda tidak akan kehilangan pekerjaan, Anda
tidak akan mendapat kesialan dalam 7 tahun, juga Anda tidak akan sakit.
tetapi….. JIKA ANDA TIDAK MENERUSKAN PESAN
INI, TIDAK AKAN TERJADI PERUBAHAN APA-APA DALAM NEGARA KITA. NEGARA KITA AKAN
TETAP BERLANJUT DALAM KEMISKINAN…... DAN AKAN MENJADI LEBIH MISKIN LAGI.
Jika Anda mencintai negara kita, teruskan pesan ini kepada teman-teman
Anda. Biarlah mereka merefleksikan hal ini. Kita harus mulai dari mana
saja. Kita ingin BERUBAH !
dan …….
PERUBAHAN DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI,
DIMULAI DARI
HAL YANG KECIL DAN
LAKUKAN
MULAI SAAT INI JUGA ...!!!
Terima kasih. Gitu aja kok repot
!SOSIALISME DAN KOMUNISME MARX
Membaca
judul di atas tak ubahnya melihat monster yg menakutkan. Bangsa Indonesia
pernah mengalami “prahara” politik pada tahun 1965 yakni ketika terjadi apa
yang sering disebut rezim Orde Baru sebagai gerakan makar oleh Partai Komunis
Indonesia (PKI), walaupun banyak juga orang yang masih meragukan kebenarannya.
Sebagai sebuah kekuatan politik baru yang dibentuk oleh Suharto dengan dukungan
militer, rezim Orde Baru telah berhasil menciptakan opini negartif tentang
komunisme, marxisme, dan leninisme melalui propaganda dan stigmatisasi bahwa
komunisme dan ideologi sejenisnya adalah gerakan revolusioner yang akan merusak
tatanan sosial, ekonomi, dan kenegaraan. Propaganda-propaganda negatif disertai
tindakan represif terhadap mereka yang terlibat langsung dan tidak langsung
dengan PKI ternyata cukup membuat rakyat Indonesia anti pati terhadap
komunisme. Tanpa kita sadari bahwa propaganda dan stigmatisasi tersebut membuat
rakyat menjadi takut untuk berbicara ideologi politik hingga saat ini.
Sebelum
memutuskan untuk menghakimi filsafat Karl Marx marilah kita lihat dulu secara
kritis tentang siapakah Karl Marx dan beberapa catatan tentang filsafatnya yang
masih dianggap sebagai “monster” yang menakutkan itu
Catatan
Biografi Karl Marx
Karl Marx lahir dalam keluarga Yahudi progresif di Trier,
Prusia, sekarang di Jerman. Ayahnya bernama Herschel, keturunan para rabi,
meskipun cenderung seorang deis, yang kemudian meninggalkan agama Yahudi dan
beralih ke agama resmi Prusia, Protestan aliran Gereja Lutheran|Lutheran yang
relatif liberal, untuk menjadi pengacara. Herschel pun mengganti namanya
menjadi Heinrich. Saudara Herschel, Samuel — seperti juga leluhurnya— adalah
rabi kepala di Trier. Keluarga Marx amat liberal dan rumah Marx sering
dikunjungi oleh cendekiawan dan artis masa-masa awal Karl.
Marx terkenal karena analisis nya di bidang sejarah
yang dikemukakan nya di kalimat pembuka pada buku ‘Communist Manifesto’ (1848)
:” Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah
sejarah tentang pertentangan kelas.” Marx percaya bahwa kapitalisme yang ada
akan digantikan dengan komunisme, masyarakat tanpa kelas setelah beberapa periode
dari sosialisme radikal yang menjadikan negara sebagai revolusi keditaktoran
proletariat(kaum paling bawah di negara Romawi).
Marx sering dijuluki sebagai bapak dari komunisme,
Marx merupakan kaum terpelajar dan politikus. Ia memperdebatkan bahwa analisis
tentang kapitalisme miliknya membuktikan bahwa kontradiksi dari kapitalisme
akan berakhir dan memberikan jalan untuk komunisme.
Di lain tangan, Marx menulis bahwa kapitalisme akan
berakhir karena aksi yang terorganisasi dari kelas kerja internasional. “Komunisme
untuk kita bukanlah hubungan yang diciptakan oleh negara, tetapi merupakan cara
ideal untuk keadaan negara pada saat ini. Hasil dari pergerakan ini kita yang
akan mengatur dirinya sendiri secara otomatis. Komunisme adalah pergerakan yang
akan menghilangkan keadaan yang ada pada saat ini. Dan hasil dari pergerakan
ini menciptakan hasil dari yang lingkungan yang ada dari saat ini. – Ideologi
Jerman-
Dalam hidupnya,Marx terkenal sebagai orang yang sukar
dimengerti, ide-ide nya mulai menunjukkan pengaruh yang besar dalam
perkembangan pekerja segera setelah ia meninggal. Pengaruh ini berkembang
karena didorong oleh kemenangan dari Marxist Bolsheviks dalam Revolusi Oktober
Rusia. Namun, masih ada beberapa bagian kecil dari dunia ini yang belum mengenal
ide Marxian ini sampai pada abad ke-20. Hubungan antara Marx dan Marxism adalah
titik kontroversi. Marxism tetap berpengaruh dan kontroversial dalam bidang
akademi dan politik sampai saat ini. Dalam bukunya Marx, Das Kapital (2006),
penulis biografi Francis Wheen mengulangi penelitian David McLellan yang
menyatakan bahwa sejak Marxisme tidak berhasil di Barat, hal tersebut tidak
menjadikan Marxisme sebagai ideologi formal, namun hal tersebut tidak dihalangi
oleh kontrol pemerintah untuk dipelajari.
a. Sosialisme ilmiah menurut Marx :
Karl Marx pelopor utama gagasan “sosialisme ilmiah”
dilahirkan tahun 1818 di kota Trier, Jerman, Ayahnya ahli hukum dan diumur
tujuh belas tahun Karl masuk Universitas Bonn juga belajar hukum. Belakangan
dia pindah ke Universitas Berlin dan kemudian dapat gelar Doktor dalam ilmu
Filsafat dari Universitas Jena.
Marx menolak pendasaran sosialisme pada pertimbangan-pertimbangan
moral. Sosialisme tidak akan datang karena dinilai baik atau karena kapitalisme
dinilai jahat, melainkan karena syarat-syarat obyektif penghapusan hak milik
pribadi atau alat-alat produksi terpenuhi.
Dan kapitalisme itu sendiri adalah sistem dimana alat-alat
produksi dikuasai oleh minoritas, kaum buruh dieksploitir, dan proses akumulasi
kapital didorong oleh persaingan antara perusahaan-perusahaan.
Ada juga kapitalisme negara (seperti halnya di negara Uni
Soviet) dimana negara sendiri kapitalisme negara bertindak seperti perusahaan
besar, dan persaingan bisa mengambil bentuk non-pasar seperti persaingan
militer (seperti dalam Perang Dingin).
Sosialisme adalah sebuah masyarakat dimana kaum pekerja
sendiri yang menguasai alat-alat produksi dan merencanakan ekonomi secara
demokratik dan semua ini secara internasional.
Bilamana menilik di dalam sejarahnya, sosialisme muncul
ketika feodalisme tersingkir, dan masyarakat merdeka kapitalis muncul di dunia,
maka muncullah suatu sistem untuk penindasan dan eksploitasi terhadap golongan
pekerja.
Disinilah berbagai doktrin sosialis muncul sebagai refleksi
dari protes terhadap penindasan ini. Dan sosialisme pada awalnya, bagaimanapun
merupakan sosialisme utopis. Ia mengkritik masyarakat kapitalis, mengutuknya,
memimpikan keruntuhan kapitalisme. Ia mempunyai gagasan akan adanya
pemerintahan yang lebih baik. Ia berusaha membuktikan kepada orang-orang bahwa
eksploitasi itu tak bermoral. (red, akan tetapi disini perspektif sosialisme Marx
menolak pada pertimbangan-pertimbangan moral).
Namun sosialisme utopis tidak memberikan solusi nyata. Ia
tak dapat menjelaskan sifat sebenarnya dari perbudakan di bawah sisitem
kapitalisme. Ia tak mampu mengungkapkan hukum-hukum perkembangan kapitalis atau
memperlihatkan kekuatan sosial apa yang mampu membentuk suatu masyarakat yang
baru.
Berbagai revolusi terjadi di eropa, khusunya di Perancis,
mengingiringi kejatuhan feodalisme, penghambahan, yang semakin lama semakin
jelas mengungkapkan perjuangan kelas-kelas sebagai basis dan kekuatan pendorong
dari semua perkembangan.
Setiap kemenangan politis atas feodalisme merupakan hasil
dari perlawanan serentak dan tiba-tiba. Setipa negeri kapitalis berkembang di
atas basis yang kurang lebih demokratis, diakibatkan adanya perjuangan
hidup-mati di antara kelas-kelas yang ada dalam masyarakat kapitalistik. Inilah
kemudian oleh Marx dibuat menjadi doktrin dari Perjuangan Kelas.
Dan filosofi materialisme yang dipaparkan Marx menunjukkan
jalan bagi proletariat untuk bebas dari perbudakan spiritual yang membelenggu
setiap kelas yang tertindas hingga kini.
Apa yang dipaparkan Marx bahwasanya materialisme adalah
teori yang timbul secara wajar didalam sebuah kelas buruh yang harus
memperjuangkan pembebasan. Tetapi jelas kita tidak boleh mengidentifikasikan
materialisme historis hanya dengan materialisme saja.
Materialisme sudah muncul 2000 tahun sebelum lahirnya Marx,
dan di abad ke-18 materialisme malah menjadi pendirian kelas borjuis. Apa yang
membedakan materialisme Marxis dari materialisme borjuis? Menurut Marx (dalam
Tesis Tentang Feuerbach) Kekurangan utama dari semua materialisme yang ada
sampai sekarang -- termasuk materialisme Feuerbach -- ialah bahwa hal ihwal,
kenyataan, kepancainderaan, digambarkan hanya dalam bentuk benda atau renungan,
tetapi tidak sebagai aktivitas pancaindra manusia, praktek, tidak secara
subyektif.
Artinya, materialisme borjuis melihat manusia sebagai
makhluk pasif, sebagai hasil atau efek dari kondisi materiil “ sebagai obyek.
Ini memang mencerminkan keadaan sehari-hari manusia dalam masyarakat kapitalis:
si buruh yang dikuasai oleh mesin di pabrik, kerja sebagai "faktor
produksi" yang tidak dibedakan dari faktor lain seperti tanah atau mesin,
dsb.
Namun materialisme mekanis ini tidak mampu menjadi 100%
konsisten; orang tidak bisa hidup menurut filsafat yang 100% fatalistis. Maka
materialisme itu selalu menyembunyikan pasal kekecualian yang memperbolehkan
idealisme masuk melalui pintu belakang, sebagai "pengetahuan", "ilmu"
atau terkadang "kehendak" para elit.
Ajaran materialis bahwa manusia itu adalah hasil dari
keadaan dan didikan, dan bahwa, oleh karenanya, manusia yang berubah adalah
hasil keadaan-keadaan lain, dan didikan yang berubah, melupakan bahwa
manusialah yang mengubah keadaan dan bahwa pendidik itu sendiri memerlukan
pendidikan.
Karena itu, ajaran ini menurut keharusan sampai membagi
masyarakat menjadi dua bagian, yang satu diantaranya lebih unggul daripada
masyarakat. Marx mengatasi kontradiksi ini melalui konsep praktek.
"Terjadinya secara bersamaan perubahan keadaan dengan perubahan aktivitas
manusia bisa dibayangkan dan dimengerti secara rasional hanya sebagai praktek
yang merevolusionerkan."
Model untuk konsep ini adalah kerja manusia; kerja yang
mengubah lingkungan alam dan juga menciptakan manusia sendiri. Menurut Marx,
pengertian Hegel atas aspek ini merupakan keberhasilannya yang utama. Namun
Hegel hanya mengerti kerja tersebut sebagai "kerja mental yang
abstrak".
Marx dapat berpikir lebih lanjut, sampai berhasil
menjungkirbalikkan gagasan Hegel ini; dia berhasil mengidentifikasi kerja
manusia yang konkrit dan praktis sebagai dasar perkembangan sejarah. Ini
dimungkinkan, karena Marx sempat menyaksikan kerjaan dan perjuangan kelas buruh
“ suatu golongan sosial yang mampu untuk mentransformasikan dan menguasai
sistem sosial.
Konsep tentang peranan kerja, produksi dan kelas buruh ini
yang menjadi titik tolak teori historis Marxisme. Mulai dari titik tolak itu
Marx mengembangkan konsep-konsep seperti "kekuatan produksi",
"hubungan produksi" dan "mode produksi" yang bermuara dalam
teori revolusi sosial.
Di dalam masyarakat, manusia memasuki hubungan-hubungan
produksi yang mencerminkan tahap-tahap tertentu dalam perkambangan kekuataan
produksi. Hubungan-hubugan tersebut merupakan struktur ekonomi masyarakat, dan
di atas dasar itu timbul sebuah superstruktur legal dan politik, dan kesadaran
sosial tertentu. "Pada tahap-tahap tertentu, kekuataan produksi materiil
masyarakat bentrok dengan hubungan produksi yang ada.
Hubungan itu berubah dari bentuk perkembangan kekuataan
produksi menjadi belenggu-belenggu untuk perkembangannya. Kemudian mulailah era
revolusi sosial." Di sini kita harus menerangkan satu masalah.
Materialisme historis sering mengalami distorsi mekanis, dimana dialektika
antara kekuatan dengan hubungan produksi ditafsirkan sebagai antagonisme antara
alat-alat teknis dan sistem kepemilikan swasta. Kedua unsur itu dimengerti
seperti sesuatu yang independen dari manusia “ sebuah determinisme teknologis.
Maka kedua konsep Marxis tadi direduksi artiannya.
Namun buat Marx sendiri kekuataan produksi bukan hanya
alat-alat seperti palu atau mesin,melainkan semua kapasitas produktif kelas
buruh: "¦kekuatan produktif yang terbesar ialah kelas revolusioner
sendiri." Di lain pihak, kepemilikan swasta hanya merupakan "ucapan
legal dari hubungan produksi". Maka kontradiksi antara kekuataan dengan
hubungan produksi bukan sesuatu yang terpisah dariperjuangan kelas, melainkan
perjuangan tersebut muncul dari, dan berlangsung atas dasar kekuataan dan
hubungan tersebut.
Dengan menelusuri perkembangan materialisme secara teoretis
kita telah membuktikan bahwa materialisme historis tidak lain adalah sejarah
yang dilihat dari sudut pandang proletariat. Analisis asul-usul historis menuju
ke kesimpulan yang sama.
Pernyataan pertama tentang materialisme historis terdapat
dalam buku Ideologi Jerman yang terbit pada tahun 1845. Sebelum itu terbit dua
buku lain yang penting, yakni naskah-naskah Ekonomi dan Filosofis dan Pengantar
Kritik Terhadap Filsafat Hukum Hegel yang terbit pada tahun 1844. Naskah-Naskah
tidak mulai dengan rumusan tentang "filsafat" atau
"alienasi" melainkan dengan perjuangan kelas.
Kalimat pertama menyatakan bahwa "Tingkat upah
ditentukan oleh perjuangan pahit antara sikap kapitalis dan si buruh."
Analisis ekonomi yang dimuat dalam buku tersebut masih kurang matang; tetapi
analisis itu secara terang-terangan dijelaskan dari sudut pandang kaum buruh
yang menjadi "barang dagangan" dalam masyarakat kapitalis.
Kesengsaraan kaum buruh semakin meningkat dengan naiknya
produktivitas kerja, sedangkan masyarakat semakin terbagi dua -- antara kelas
pemilik modal dan kelas buruh yang tidak memiliki apa-apa.
Untuk menjelaskan keadaan itu Marx menganalisis kerja kaum
buruh. Kaum buruh menghasilkan kekayaan buat kaum pemilik modal sekaligus
memproduksi kesengsaraan diri sendiri karena kerja mereka teralienasi
(terasing).
Maka Marx melihat peranan kerja yang mendua: kerja
produktif sebagai cara untuk menciptakan masyarakat, dan kerja teralienasi
sebagai cara kaum buruh menciptakan sistem serta kelas dominan yang menindas
dan menghisap mereka sendiri. Dalam kontradiksi ini Marx juga melihat harapan
akan masa depan: dengan menghapuskan kerja teralienasi itu, pembebasan manusia
dapat tercapai.
Jadi dalam Naskah-Naskah tahun 1884 Marx sudah
mengantisipasi titik tolak dan juga kesimpulan-kesimpulan pokok materialisme
historis. Namun jika kita mundur satu langkah dan menyimak Pengantar ke Kritik
Terhadap Filsafat Hukum Hegel (awal 1844) kita sudah mendapati apa yang akan
timbul lagi kelak sebagai hasil materialisme historis, yaitu peranan
revolusioner proletariat. "Tatkala proletariat menyatakan pembubaran
tatanan masyarakat yang ada, mereka hanya membuka rahasia eksistensi mereka sendiri,
karena proletariat ialah pembubaran tatanan tersebut."
Seperti sudah dicatat di atas, pengakuan Marx atas peranan
itu justru berasal dari pengamalannya diantara kalangan buruh revolusioner di
Paris. Maka baik secara teoretis maupun historis, rumusan-rumusan Marx tentang
sejarah dan masyarakat bisa dilacak kembali ke asal materiilnya, yaitu
perjuangan proletarian.
Analisis Marxis tentang kapitalisme (yang biasanya disebut
"ekonomi Marxis" walau sebenarnya merupakan "kritik terhadap
ekonomi politik") dimaksudkan untuk menyediakan dasar ilmiah yang kuat
untuk gerakan buruh dengan menjelaskan hukum pergerakan mode produksi
kapitalis.
Sudah jelas, bahwa semua analisis ini dijalankan dari sudut
pandang kelas buruh revolusioner, dengan t esis pokok sebagai berikut: analisis
eksploitasi, bukti bahwa seluruh tatanan sosial berdasarkan eksploitasi itu,
serta ramalan bahwa sistem kapitalisme harus ambruk persisnya karena dasar
eksploitatifnya tersebut.
Meskipun begitu, aspek Marxisme ini begitu sering diajukan
sebagai sesuatu yang "obyektif" sehingga beberapa catatan diperlukan
tentang asal-usal dan logika kritik Marx terhadap ekonomi politik itu. Kritik
Marx tentu saja merupakan penerapan materialisme historis pada mode produksi
kapitalis, dan seperti materialisme historis sendiri, kritik tersebut berakar
dalam analisis kerja “ lebih tepatnya kerja teralienasi.
Nota bene, ini bukan teori tentang perasaan subyektif kaum
buruh terhadap kerja, atau tentang kesadaran umat manusia pada umumnya ¸
melainkan sebuah teori yang persisnya membahas kerja yang teralienasi “ dengan
kata lain, kerja yang harus dijual pada orang lain. (Kata "alienate"
juga berarti menjual sesuatu pada orang lain yang "asing".)
Kerja teralienasi ialah kerja yang diupah (wage labour) “
dia bukan hanya kondisi dalam otak orang tetapi juga merupakan fakta ekonomi
yang konkrit. Namun fakta ini hanya dapat dilihat atau dirasakan dari sudut
pandang kelas buruh. Marx adalah seorang "filsuf" dan"
ekonom" yang pertama dalam sejarah yang meneliti proses kerja dari sudut.
pandang kaum buruh.
Betapa pentingnya teori alienasi bagi analisis Marxis
terhadap kapitalisme dapat dilihat dari dua aksioma Marx. Yang pertama, bahwa:
"walau kepemilikan swasta tampaknya dasar dan sebab dari kerja terasing,
sebenarnya ialah akibatnya". Yang kedua: kapitalisme mempunyai sifat
dasar, bahwa tenaga kerja menjadi barang dagangan.
Sepanjang jalan ini, kritik generis yang dikembangkan Marx
semasa masih muda tentang kapitalisme secara umum, telah ditransformasikan
dengan upaya yang telaten sehingga menjadi alat analistis tajam yang sangat
efektif untuk menelusuri semua seluk-beluk perekonomian kapitalis.
Namun konsep awal tentang kerja teralienasi itu tidak
dilupakan apalagi dipungkiri, melainkan tetap menjadi jantung dari analisis
Marx. Dalam Das Kapital Marx berkali-kali mengungkit masalah
Secara Umum Pengertian Sosialisme
Dalam kehidupan sehari-hari sosialisme digunakan dalam
banyak arti. Istilah sosialisme selain digunakan untuk menunjukkan system
ekonomi, juga digunakan untuk menunjukkan aliran filsafat ideologi, cita-cita,
ajaran-ajaran atau gerakan. Sosialisme sebagai gerakan ekonomi muncul sebagai
perlawanan terhadap ketidak adilan yang timbul dari sistem kapitalisme.
John Stuart Mill (1806-1873), menyebutkan sebutan
sosialisme menunjukkan kegiatan untuk menolong orang-orang yang tidak beruntung
dan tertindas dengan sedikit tergantung dari bantuan pemerintah.
Sosialisme juga diartikan sebagai bentuk perekonomian di
mana pemerintah paling kurang bertindak sebagai pihak dipercayai oleh seluruh
warga masyarakat, dan menasionalisasikan industri-industri besar lain yang
menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam bentuk yang paling lengkap
sosialisme Negara, dan menghilangkan milik swasta (Blinton : 1981).
Dalam masyarakat sosialis hal yang menonjol adalah
kolektivisme atau rasa kebersamaan. Untuk mewujudkan rasa kebersamaan ini,
alokasi produksi dan cara pendistribusian semua sumber-sumber ekonomi diatur
oleh negara.
Secara Umum Pengertian Kapitalisme
Faham Kapitalisme berasal dari Inggris abab 18, kemudian
menyebar ke Eropa Barat dan Amerika Utara. Sebagai akibat dari perlawanan
terhadap ajaran Gereja, tumbuh aliran pemikiran Liberalisme di negara-negara
Eropa Barat. Aliran ini kemudian merambah kesegala bidang termasuk bidang
ekonomi.
Dasar filosofis pemikiran ekonomi Kapitalis bersumber dari
tulisan Adam Smith dalam bukunya An Inquri into the Nature and Cause of the
wealth of Nation yang ditulis pada tahun 1776. Isi buku tersebut sarat dengan
pemikiran-pemikiran tingkah laku ekonomi masyarakat. Dari dasar filosofi
tersebut kemudian menjadi sistem ekonomi, dan pada kahirnya kemudian mengakar
menjadi ideologi yang mencerminkan suatu gaya hidup (way of life).
Mith berpendapat manusia melakukan kegiatan ekonomi adalah
dasar dorongan kepentingan pribadi, yang bertindak sebagai tenaga pendorong
yang membimbing manusia mengerjakan apa saja asal masyarakat sedia membayar
“Bukan berkat kemurahan tukang daging, tukang pembuat Bir atau tukang pembuat
Roti kita dapat makan siang”. Kata Smith “akan tetapi karena memperhatikan
kepentingan pribadi mereka. Kita berbicara bukan kepada rasa kemanusian mereka,
melainkan kepada cinta mereka kepada diri mereka sendiri, dan janganlah
sekali-sekali berbicara tentang keperluan-keperluan kita, melainkan tentang
keuntungan-keuntungan mereka”. (Robert L Heibroner, 1986. UI Press).
Motif kepentingan individu didorong oleh filsafat
liberlisme kemudian melainkan system ekonomi pasar bebas, pada akhirnya
melahirkan ekonomi kapitalis.
Milton H. Spencer (1977), menulis dalam bukunya
Contemporary Ecomics: “Kapitalisme merupakan sebuah system oraganisasi ekonomi
yang dicirikan oleh hak milik privat (individu) atas alat-alat produksi dan
distribusi (tanah, pabrik-pabrik, jalan kereta api, dan sebagainya) dan
pemanfatannya untuk mencapai laba dalam kondisi-kondisi yang sangat
kompetitif.”
Para individu memperoleh peransang agar aktiva mereka
diamnfaatkan seproduktif mungkin. Hal tersebut sangat mempengaruhi distribusi
kekayaan serta pendapatan karena individu-individu diperkenankan untuk
menghimpun aktiva dan memberikannya kepada para ahli waris secara mutlak
apabila mereka meninggal.
Ia memungkinkan laju pertukaran yang tinggi oleh karena
orang memiliki hak pemilikan atas barang-barang sebelum hak tersebut dapat
dialihkan kepada pihak lain.
Dengan demikian kapitalisme sangat erat hubungannya dengan
pengejaran kepentingan individu. Bagi Smith bila setiap individu diperbolehkan
mengejar kepentingannya sendiri tanpa adanya campur tangan pihak pemerintah,
maka ia seakanj-akan dibimbing oleh tangan yang tak nampak (the imvisible hand)
untuk mencapai yang terbaik pada masyarakat.
Kebebasan ekonomi tersebut juga diilhami oleh pendapat
Legendre yang ditanya oleh Menteri Keuangan Perancis pada masa pemerintahan
Louis XII/ pada akhir abab 17, yakni Jean bapiste Colbert. Bagaimana kiranya
pemerintah dapat membantu dunia usaha, Legendre menjawab : “Laisse nouis faire”
(jangan menggangu kita, (leave us alone), kata ini dikenal kemudian sebagai
laissez faire. Dewasa ini prinsip laissez faire diartikan sebagai tiadanya
intervensi ekonomi dan kebebasan ekonomi.
Dengan kata lain dalam system kapitali berlaku, “ Free
Fight Liberalism” (system persaingan bebas). Siapa yang memilijki dan mampu
menggunakan kekuatan modal (capital) secara efektif dan efesien akan dapat
memenangkan pertarungan bisnis. Faham yang menggunakan kekuatan modal sebagai
syarat memenangkan pertarungan ekonomi disebut Kapitalisme.
b. Komunisme Menurut Marx :
Bahwasanya menurut Marx ciri_ciri inti dari masyarakat
komunis tersebut adalah :
- Penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi
- Penghapusan adanya kelas-kelas social
- Penghapusan pembagian kerja
Menurut Marx komunisme menitik beratkan ada empat :
Pertama, Sekelumit kecil orang kaya hidup dalam kemewahan
yang berlimpah, sedangkan kaum pekerja yang teramat banyak jumlahnya hidup
bergelimang papa sengsara. Kedua, cara untuk merombak ketidakadilan ini dengan
jalan melaksanakan sisitem sosialis yaitu system dimana alat produksi dikuasai
Negara dan bukannya oleh pribadi swasta. Ketiga, pada umumnya salah satunya
jalan paling praktis untuk melaksanakan sistem sosialis ini adalah lewat
revolusi kekerasan.Keempat, untuk menjaga kelanggengan sisitem sosialis harus
diatur oleh kediktatoran partai Komunis dalam jangka waktu yang memadai.
Tiga dari ide pertama sudah dicetuskan dengan jelas sebelum
Marx, sedangkan ide keempat berasal dari gagasan Marx mengenai “diktatur
proletariat”. Sementara itu, masa kediktatoran Soviet sekarang lebih merupakan hasil
dari langkah-langkah Lenin dan Stalin dari pada gagasan Marx.
Hal ini tampaknya menimbulkan anggapan bahwa pengaruh Marx
dalam komunisme lebih kecil dari kenyataan sebenarnya, dan penghargaan orang
terhadap tulisan-tulisannya lebih menyerupai sekedar etalasi untuk membenarkan
sifat “keilmihan” daripada ide dan politik yang sudah terlaksana dan diterima.
Sementara boleh jadi ada benarnya juga anggapan itu, namun
tampaknya kelewat berlebihan. Lenin misalnya, tidak sekedar menggap dirinya
mengikuti ajaran-ajaran Marx, tapi dia betul-betul membacanya, menghayatinya,
dan menerimanya. Dia yakin betul yang dilimpahkannya persis diatas rel yang
dibentangkan Marx. Begitu juga terjadi pada diri Mao Tse Tung dan pemuka-pemuka
Komunis lain. Memang benar, ide-ide Marx mungkin sudah disalah artikan dan
ditafsirkan lain.
Mungkin bisa diperdebatkan bahwa Lenin, politikus praktis
yang sesungguhnya mendirikan Negara Komunis, memegang saham besar dalam hal
membangun Komunisme sebagai suatu ideologi yang begitu besar pengaruhnya di
dunia.
Pendapat ini masuk akal Lenin benar-benar seorang tokoh
penting. Tapi tulisan-tulisan Marx begitu hebat pengaruhnya terhadap jalan
pikiran bukan saja Lenin tapi juga pemuka-pemuka Komunis lain.
Akhirnya sering dituding orang bahwa teori Marxis di bidang
ekonomi sangatlah buruk dan banyak keliru. Terlepas benar atau tidak, kita
perlu meng-amininya tentu saja, tak bisa juga dipungkiri banyak hipotesa
“proyeksi kedepan” tertentu Marx terbukti atau tidaknya, misalkan saja,
bahwasanya Marx meramalkan bahwa dalam negeri-negeri kapitalis kaum buruh akan
semakin melarat dalam perjalanan sang waktu. Marx juga memperhitungkan bahwa
kaum menengah akan disapu dan sebagian besar orang-orangnya akan masuk kedalam
golongan proletariat dan hanya sedikit yang bisa bangkit dan masuk kedalam
kelas kapitalis.
Tapi terlepas apakah teori ekonominya benar atau salah,
semua itu tidak ada sangkut pautnya dengan pengaruh Marx. Bahwasanya arti
penting seorang filosof terletak bukan pada kebenaran pendapatnya tapi terletak
pada masalah apakah buah pikirannya telah menggerakkan orang bertindak atau
tidak. Diukur dari sudut ini, tak perlu diragukan lagi Karl Marx punya arti
penting yang luar biasa hebatnya.
Secara Umum Pengertian Komunisme
Komunisme muncul sebagai aliran ekonomi, ibarat anak haram
yang tidak disukai oleh kaum kapitalis. Aliran ekstrim yang muncul dengan
tujuan yang sama dengan sosialisme, sering lebih bersifat gerakan ideologis dan
mencoba hendak mendobrak sistem kapitalisme dan system lainnya yang telah
mapan.
Kampiun Komunis adalah Karl Marx. Sosok amat membenci
Kapitalisme ini merupakan korban saksi sejarah, betapa ia melihat para
anak-abak dan wanita-wanita termasuk keluarganya yang dieksploitir para
kapitalis sehingga sebagian besar dari mereka terserang penyakit TBC dan tewas,
karena beratnya penderitaan yang mereka alami. Sementara hasil jerih payah
mereka dinikmati oleh para pemilik sumber daya (modal) yang disebutnya kaum
Borjuis.
Kata Komunisme secara historis sering digunakan untuk menggambarkan
sistem-sistem sosial di mana barang-barang dimiliki secara bersama-sama dan
distribusikan untuk kepentingan bersama sesuai dengan kebutuhan masing-masing
anggota masyarakat. Produksi dan konsumsi berdasarkan motto mereka : from each
according to his abilities to each according to his needs. (dari setiap orang
sesuai dengan kemampuan, untuk setiap orang sesuai dengan kebutuhan).
Walaupun tujuan sosialisme dan komunisme sama, dalam
mencapai tujuan tersebut sangat berbeda. Komunisme adalah bentuk paling ektrim
dari sosialisme.Bentuk sistem perekonomian didasarkan atas system, dimana
segala sesuatu serba dikomando.
Begitu juga karena dalam sistem komunisme Negara merupakan
pengusa mutlak, perekonomian komunis sering juga disebut sebagai “sistem ekonomi
totaliter”, menunjuk pada suatu kondisi social dimana pemerintah main paksa
dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya, meskipun dipercayakan pada
asosiasi-asosiasi dalam system social kemasyarakatan yang ada. Sistem ekonomi
totaliter dalam praktiknya berubah menjadi otoriter, dimana sumber-sumber
ekonomi dikuasai oleh segelintir elite yang disebut sebagai polit biro yang
terdiri dari elite-elite partai komunis.
Langganan:
Postingan (Atom)
Arsip Blog
Partisipan
Label
penelusuran
Mengenai Saya

- Civil Society Organization
- Lahir di Jogjakarta, Pendidikan dasar dan menengah pertama di sekolah negeri, pendidikan menengah di sekolah swasta jurusan bahasa. Jebolan filsafat UGM. Memperoleh gelar sarjana teknik arsitektur di perguruan tinggi swasta.